Thursday, January 27, 2011

matryoshka atau babushka

Dulu, waktu kecil, hanya tahu itu boneka dari Rusia, tanpa pernah tahu apa namanya. Belakangan, karena internet akses makin mudah, wawasan juga semakin terbuka. Sengaja tulis di blog ini, supaya tidak lupa, karena namanya susah juga untuk di ingat :D

Menurut wikipedia berbahasa Inggris, karena versi bahasa Indonesia-nya amat sangat minim penjelasan.
Boneka matryoshka atau boneka babushka adalah boneka bersarang Rusia yang mana satu set boneka terdiri atas beberapa boneka yang semakin berkurang ukurannya, boneka yang lebih kecil di masukkan ke dalam boneka selanjutnya (Russian nesting doll which is a set of dolls of decreasing sizes placed one inside the other).

Design:
Satu set matryoshka terdiri dari boneka kayu terpisah, antara bagian atas dan bagian bawah, agar dapat memperlihatkan boneka yang lebih kecil di dalamnya, yang bisa jadi sama atau berbeda gambar, dan lainnya. Secara tradisional jumlah boneka setidaknya lima buah, tapi bisa jadi lebih, tergantung pada keahlian/keterampilan si pembuat boneka. Belakangan, boneka yang di buat sering berjumlah ganjil, tapi ini bukan suatu ketentuan; sebagai contoh set Zvyozdochkin mempunyain jumlah yang genap. Bentuk boneka ini hampir berbentuk silinder dengan bagian atas yang membulat, bagian bawah rata , dengan atau tanpa sedikit bagian yang menonjol; boneka ini tanpa tangan (tangan hanya dalam bentuk 2D/di gambar). Secara tradisional boneka paling luar adalah perempuan berpakaian sarafan. Boneka di dalamnya bisa lelaki atau perempuan; boneka terkecil dan terdalam biasanya bayi yang di buat dari potongan kayu (dan tidak bisa di buka lagi). Keterampilan seni terletak pada melukis setiap boneka yang bisa jadi amat sangat rumit.
Boneka matryoshka sering menggambarkan tema-tema tertentu, misalnya gadis petani dengan pakaian tradisional, namun temanya bisa apa saja, bisa dari tokoh cerita rakyat/dongeng sampai tokoh pemimpin Soviet.

Sejarah:
Pertama kali di buat tahun 1890 oleh Vasily Zvyozdochkin dan di desin oleh Sergey Malyutin seorang pengrajin rakyat di Abramtsevo estate of the Russian industrialist and patron of arts Savva Mamontov. Satu set boneka pertama itu di lukis oleh Malyutin sendiri. Malyutin terinspirasi oleh set boneka kayu dari Jepang yang menggambarkan tujuh dewa keberuntungan(Seven Lucky Gods). Boneka Malyutin waktu itu terdiri atas delapan boneka, boneka terluar adalah gadis memegang ayam jantan, lima boneka di dalam adalah gadis, boneka ketujuh adalah anak laki-laki, dan boneka terakhir yang paling dalam adalah bayi.
Tahun 1900, istri Savva Mamontov mengikut sertakan boneka ini di World Exhibition - Paris, dan boneka ini mendapatkan mendali perunggu. Segera setelah itu boneka matryoshka banyak di buat di beberapa tempat di Rusia. Berikut gambar matryoshka pertama yang di buat oleh  Zvyozdochkin and Malyutin.














Konsep boneka matryoshka ini sering di gunakan sebagai contoh pola, yang dikenal sebagai "matryoshka principle" atau "nested doll principle". Yang merupakan pengenalan hubungan dari "obyek di antara obyek yang mirip" ("object-within-similar-object") yang sering muncul pada banyak pola obyek alami dan obyek buatan manusia.
Salah satu contohnya "The onion metaphor". "The onion metaphor" adalah kemiripan sifat. Jika lapisan terluar bawang di kupas, maka bawang yang serupa berada didalamnya. Struktur ini diterapkan oleh para perancang, misalnya lapisan baju atau rancangan meja, yang mana meja yang lebih kecil berada di antara meja yang lebih besar dan meja yang lebih kecil dari meja tersebut.

Monday, January 24, 2011

Bendera

Dulu waktu SD, guru selalu bilang kalo bendera Indonesia itu merah-putih, jangan di balik jadi putih-merah! Merah berarti berani dan putih berarti suci. Itu doktrin nasionalisme pertama sebagai warga negara Indonesia yang baik, yang perasaan gue terima jaman SD. Kenapa gue sebut doktrin? Karena gue ga pernah di kasih tau kenapa bendera Indonesia itu berwarna merah putih, kenapa ga warna pelangi, atau warna yang lain. Dan kenapa merahnya di atas putih, kenapa ga terbalik atau menyamping atau pola yang lain. Mungkin ini rahasia Ibu Fatmawati?

Nah, ngomong-ngomong tentang bendera, negeri sakura ini punya bendera juga, yang mana berwarna sama dengan bendera kita, merah dan putih, hanya polanya saja yang berbeda. Putihnya tampak seperti warna dasar dan ada bulatan merah di tengahnya. Kalo baca dari wikipedia, gue agak pusing juga, karena ada sejarahnya, dan lain-lain.
Cerita singkatnya yang gue dapat dari orang asli sini adalah, putih itu lambang nasi (rice, ) dan yang bulat merah di tengah itu lambang umeboshi (menurut wikipedia "Umeboshi (Japanese: ; literally "dried ume") are pickled ume fruits common in Japan. Ume (Prunus mume) is a species of fruit-bearing tree in the genus Prunus, which is often called a plum but is actually more closely related to the apricot. Umeboshi are a popular kind of tsukemono (pickles) and are extremely sour and salty. They are usually served as side dishes for rice or stuffed inside of rice balls (sometimes without removing their seeds inside) for breakfast and lunch. They are occasionally served boiled or seasoned for dinner.")

Begini cara makan umeboshi dan nasi:

bandingkan dengan bentuk bendera:


Nah sekarang pertanyaannya, bendera yang melambangkan umeboshi di atas nasi, atau umeboshi di atas nasi yang melambangkan bendera?

Alien certificate

"Certificate of Alien Registration" alias "外国人登録証明書" dibaca "Gaikoku-jin tōroku shōmei-sho" kalo oom google translate ga salah baca . Ini nama kartu yang harus dimiliki oleh semua orang asing yang tinggal di negeri empat musim ini. Ga tau bagaimana, setiap berurusan, ato menyebut nama ini, perasaan gue kayak mahluk dari luar angkasa, yang berwarna ijo, berlendir dan berkepala besar. Ga tau kenapa di sini "gaikoku-jin" di terjemahkan sebagai "alien", kenapa ga pake "foreigner" yang lebih bersahabat, dan manusiawi (ya secara gue manusia, bukan mahluk luar angkasa). Itu terus pertanyaan yg muncul di kepala gue, sejak pertama kali melihat/membaca kartu yang mirip KTP ini, di negeri yang sama waktunya dengan Indonesia Bagian Timur. Dan sampe hari ini, jam ini, detik ini juga belom nemu jawabannya. Ini akibat kebanyakan nonton film alien sih!? Jadi gw punya bayangan kalo alien lebih seperti mahluk aneh daripada mahluk cerdas. Aha!!! mahluk cerdas!!! apakah mereka pikir orang asing itu mahluk cerdas??? Hmm...ide yang tiba-tiba mendarat di kepala gue, pas lagi nulis blog ini. Tapi apa jawaban sebenarnya, mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang....

Monday, January 17, 2011

cara rebus telur ayam di microwave - by me

1. masukkan telur dalam panci microwave (ato apalah namanya)
2. isi air sampai diatas telur, kira-kira 3cm
3. setting auto heater di microwave
4. keluarkan, buang air panas, ganti dengan air dingin, supaya kulit telur mudah di kupas

note:
tentunya telur tidak sesempurna yang di rebus dengan kompor, tapi lumayan kalo hanya mau merebus 1 atau 2 biji telur...

Life is Like a Cup of Coffee - Spiritual Story by Unknown

A group of alumni, highly established in their careers, got together to visit their old university professor. Conversation soon turned into complaints about stress in work and life.

Offering his guests coffee, the professor went to the kitchen and returned with a large pot of coffee and an assortment of cups - porcelain, plastic, glass, crystal, some plain looking, some expensive, some exquisite - telling them to help themselves to the coffee.

When all the students had a cup of coffee in hand, the professor said: "If you noticed, all the nice looking expensive cups have been taken up, leaving behind the plain and cheap ones. While it is normal for you to want only the best for yourselves, that is the source of your problems and stress.

Be assured that the cup itself adds no quality to the coffee. In most cases it is just more expensive and in some cases even hides what we drink. What all of you really wanted was coffee, not the cup, but you consciously went for the best cups... And then you began eyeing each other's cups.

Now consider this: Life is the coffee; the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain Life, and the type of cup we have does not define, nor change the quality of life we live.

Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee.
Savor the coffee, not the cups!
The happiest people don't have the best of everything.
They just make the best of everything.
Live simply.
Love generously.
Care deeply.
Speak kindly.

"A journey of a thousand miles begins with a single step".

"A journey of a thousand miles begins with a single step" by Confucius.

Quote, yang sangat terkenal dan quote ini yang sering mengiang-ngiang di terlinga, ketika berada di pertengahan jalan hidup yang nampaknya sulit untuk di jalani, benar-benar bikin bingung, bimbang atau sejenisnya, mau kemana, akan jadi apa, dan akan bagaimana nanti....

Sangat manusiawi untuk menjadi takut dan lemah, tapi adalah sangat luar biasa ketika keputusan diambil, untuk memulai sebuah perjalanan baru, memutar haluan hidup, memilih diantara pilihan sulit....